Kamis, 29 Januari 2009

Tren Ponsel Musik


Beberapa tahun lalu, kamera merupakan feature yang menjadi unggulan pada ponsel keluaran terbaru. Kini, kamera sudah tidak lagi menjadi tren yang menonjol. Hampir semua ponsel sudah melengkapi dirinya dengan kamera (walaupun kualitasnya cukup beragam). Setelah kamera, kini audio player menjadi feature yang membuat sebuah ponsel tampil eksklusif.

Tren ini tampaknya diikuti oleh semua vendor ponsel. Semua produsen ponsel rata-rata melengkapi ponsel terbarunya dengan kemampuan untuk memainkan berbagai format audio digital. Tentu saja, setiap ponsel memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik dalam hal kualitas maupun kompatibilitas. Namun satu hal yang pasti, feature audio player ini menjadi salah satu feature yang diminati oleh pengguna.

Beberapa produsen ponsel juga mulai menggunakan jack output standar 1/8” yang kompatibel dengan headphone umum. Penggunaan konektor 1/8” ini memungkinkan pengguna menggunakan headphone yang disukainya tanpa perlu memusingkan masalah kompatibilitas dengan headphone yang akan digunakan.

Sayangnya, terlalu lama mendengarkan musik bisa merusak pendengaran. Penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh Dr. Brian Fligor dari Hardvard Medical School menemukan, beberapa jenis headphone bisa menyebabkan kerusakan pendengaran. Rata-rata headphone berukuran kecil menghasilkan output yang lebih tinggi, walau dengan pengaturan volume yang rendah sekalipun.

Dibandingkan headphone berukuran besar yang menutupi semua bagian kuping, headphone kecil seperti yang terdapat pada beberapa paket penjualan Handphone bisa meningkatkan suara hingga 9 decibel. Level 9 decibel ini memang tidak terlalu tinggi. Tetapi jumlahnya setara dengan peningkatan suara dari alarm jam dengan level suara 80 decibel, ke suara mesin potong rumput yang memiliki level suara sekitar 90 decibel (selisih keduanya 10 decibel).

Kelemahan lain headphone berukuran kecil adalah tidak maksimalnya kemampuan meredam suara latar dari luar, sehingga banyak pengguna yang menaikkan volume suaranya agar bisa mengalahkan suara dari luar tersebut.

Ini biasanya terjadi pada headset yang memiliki earpiece standar. Oleh karena itu (mungkin) untuk mengatasi hal ini, Produsen ponsel Swedia-Jepang, Sony Ericsson khususnya dalam edisi Walkman, menyediakan headset stereo dengan bentuk earpiece yang tidak biasanya. Yaitu membulat, sehingga menutupi seluruh bagian lubang telinga. Dengan bantalan karet yang empuk membuat kita merasa lebih nyaman.

Saat lagu diputar suara lain dari luar tidak begitu masuk kedalam. Apalagi ditambah dukungan software pemutar musik handal dan kualitas headset stereo yang memang didesain khusus untuk musik, alunan lagu terdengar padat, hangat, bertenaga dan memiliki proporsi bass yang mantap walau diputar dengan volume yang kecil sekalipun.

So, Walkman is the best Choice...

untuk baca selengkapnya, klik judulnya...

Rabu, 28 Januari 2009

Change System Font Sony Ericsson K800i


Font default ponsel Sony Ericsson pada umumnya adalah SansSerif Europe, yang terasa sangat formal!! (alias sangat kaku). tapi jika anda memiliki font favorit dan ingin melihatnya dapat digunakan di ponsel, inilah langkah-langkahnya..

cara pertama adalah dengan melakukan rename terhadap font yang dimaksud

  • Lakukan search pada google pada font favorit anda, lalu download. Namun jika sudah memiliki, letakkan saja di folder tertentu.
  • Lalu lakukan rename pada font tersebut :
    Rename regular font to Sans-Serif_Europe_Reg.ttf
    Rename the bold font to Sans-Serif_Europe_Bd.ttf
  • Matikan ponsel, cabut baterainya sebentar dan masukkan lagi. Jangan dinyalakan.
    Jalankan aplikasi XS++ , klik connect dan hubungkan ponsel ke komputer dengan kabel data sambil menekan & menahan tombol C.
  • Klik start FSX
  • Masuk ke direktori TPA\PRESET\SYSTEM\FONTS
  • Upload kedua font tadi secara bergantian
  • Setelah selesai klik shtdown
  • Lepas kabelnya, restart ponsel dan.. selamat menikmati tampilan baru..

Untuk cara kedua, kita perlu mengubah file FONTS.XML seperti contoh:

Tampilan original SE K80o - FONTS.xml:

--------------------------------------------------------------------------

<xml>

<engine cache_size="131072" default="yes">

<font style="sans-serif" weight="normal">/tpa/preset/system/fonts/Sans-Serif_Europe_Reg.ttf</font>

</engine>


<engine cache_size="262144" default="no">

<font style="sans-serif" weight="bold" >/tpa/preset/system/fonts/Sans-Serif_Europe_Bd.ttf</font>

<font style="sans-serif" weight="italic" s01="20" >/tpa/preset/system/fonts/Sans-Serif_Europe_Reg.ttf</font>

<font style="sans-serif" weight="bold-italic" s01="20" >/tpa/preset/system/fonts/Sans-Serif_Europe_Bd.ttf</font>

</engine>

</xml>

--------------------------------------------------------------------------


berikutnya kita ubah menjadi :

--------------------------------------------------------------------------


<xml>

<engine cache_size="131072" default="yes">

<font style="arial narrow" weight="normal">/tpa/preset/system/fonts/Arial Narrow_Reg.ttf</font>

</engine>


<engine cache_size="262144" default="no">

<font style="arial narrow" weight="bold" >/tpa/preset/system/fonts/Arial Narrow_Bd.ttf</font>

<font style="arial narrow" weight="italic" s01="20" >/tpa/preset/system/fonts/Arial Narrow_Reg.ttf</font>

<font style="arial narrow" weight="bold-italic" s01="20" >/tpa/preset/system/fonts/Arial Narrow_Bd.ttf</font>

</engine>

</xml>

--------------------------------------------------------------------------

Setelah selesai meng-edit manual, kita tingal meng-uploadnya ke direktori TPA\PRESET\SYSTEM\FONTS lengkap dengan font-nya.

Pengubahan ini mungin juga dapat dilakukan pada type lain tapi sepertinya yang DB2020.

Kini anda dapat mengakses menu, mengeksekusi aplikasi, dan lain-lain sambil melihat font favorit anda menyertainya :-)

untuk baca selengkapnya, klik judulnya...